Seiring dengan penggunaan mesin yang terus-menerus, sangat wajar jika timbul gejala kerusakan hidrolik. Intip penyebab dan solusinya disini.
Nyatanya kini penggunaan mesin berbasis hidrolik banyak diaplikasikan diberbagai sektor perusahaan seperti industri maupun alat berat. Sebab mencakup komponen yang cukup kompleks, rasanya wajar jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan hidrolik. Namun gejala kerusakan ini tentu saja harus diketahui lebih detail dengan mengetahui penyebabnya.
Daftar Isi
Penyebab Umum Kerusakan Hidrolik
Umumnya, beberapa komponen hidrolik memiliki cost perbaikan yang tinggi, seperti main pump, control valve ataupun cylinder hydraulic. Nah kira-kira apa sajakah yang dapat menyebabkan kerusakan komponen hydraulic tersebut?
Berikut ini penyebab dua faktor penyebab utama kerusakan pada komponen hidrolik pada unit alat berat. Selengkapnya mari simak ulasan dibawah ini;
1. Oli hidrolik sudah tidak layak pakai
Baik pada kendaraan pribadi maupun alat berat, oli sudah menjadi senyawa utama dalam melumasi komponen gerakan mesin sehingga terhindar dari korosi atau aus. Oleh sebab itu sangat penting untuk menjaga kebersihan oli hidrolik demi menunjang lifetime mesin yang lebih panjang serta awet.Namun seiring dengan penggunaan mesin, kualitas oli lama-kelamaan menjadi keruh dan menghitam. Biasanya disebabkan adanya kontaminasi di dalam oli hydraulic sehingga menyebabkan tergoresnya komponen yang bergesekan terus menerus. Sehingga menyebabkan scratch atau tergores pada cylinder , control valve dan main pump.
Imbasnya, komponen ini akan mengakibatkan internal leaks (kebocoran dalam komponen) karena trouble hydraulic low power dan panas oli hydraulic akan meningkat. Hydraulic low power disebabkan karena oli menjadi bocor jika melewati celah bagian yang sudah scratch, sehingga oli tidak dapat bekerja dengan meneruskan tenaga secara maksimal.
2. Temperatur mesin lebih panas
Setiap mesin memiliki kinerja maksimum agar komponen dapat bekerja stabil. Namun tidak jarang ditemukan kasus temperatur hidrolik pada mesin menjadi lebih panas sehingga memicu terjadinya gejala overheat.
Pada dasarnya, sistem hydraulic yang baik ketika temperatur mesin bekerja tidak lebih dari suhu 80°C. Sebaliknya, maka material komponen menjadi lebih cepat rusak khususnya pada bahan material dari karet, plastik seperti seal cylinder,oring control valve, hose hydraulic sehingga berujung getas, mudah patah dan bocor. Akibatnya, tidak heran jika mesin terjadi trouble kebocoran oli, cylinder bocor dan turun dengan sendirinya (drifting).
Selain karet dan plastik, nyatanya material lainnya berupa besi, kuningan, komponen main pump dan yang lainnya ketika terkena panas yang tinggi dapat mengakibatkan perubahan bentuk serta memuai. Hal ini sangat memungkinkan timbul gesekan yang berat sehingga laju keausan inner part nya semakin cepat. Hal ini dapat menyebabkan internal leaks yang besar pada komponen main pump, control valve.
Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk menjaga temperatur mesin hidrolik tetap berada dibawah suhu 80°C untuk mencegah kerusakan komponen akibat overheating pada oli hydraulic.
Solusi Atasi Kerusakan Hidrolik
Untuk menjaga oli tetap berkualitas dengan baik, setidaknya lakukan berikut ini;
1. Rutin mengganti filter hidrolik (line filter, return filter, drain filter) secara berkala sesuai rekomendasi pabrikan
2. Rutin untuk ganti oli hidrolik secara berkala sesuai jam kerja operasi mesin
3. Rutin melakukan flushing dengan tujuan untuk mensirkulasi sistem oli dengan disaring dengan saringan di luar oli hydraulic setiap service rutin
Lain halnya untuk menjaga agar temperatur mesin tetap stabil tanpa khawatir panas, sebaiknya lakukan berikut ini;
1. Rutin mencuci oli cooler hydraulic
2. Memastikan kipas pendingin oli bekerja dengan baik
3. Sebaiknya lakukan perbaikan jika muncul gejala kebocoran pada control valve ,cylinder dan main pump
Sekian tips bermanfaat seputar penyebab umum kerusakan hidrolik serta solusinya dengan mudah. Semoga dapat menambah wawasan kita bersama dalam mengelola mesin.